Industri Kimia (Petrokimia) di Indonesia Tahun 2017

Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Industri di tahun 2017 ini diproyeksikan masih bisa tumbuh meski tidak terlalu tinggi. Prediksi untuk sektor kimia dan farmasi bisa tumbuh sekitar 5%-6%, adapun industri tekstil sekitar 2%-2,5% sementara sektor aneka industri sekitar 3,5%-4%.

Dilihat dari prediksi Pemerintah, maka sikap moderat yang ditampilkan memang cukup mendasar. Jika dilihat dari proyeksi laju ekonomi Indonesia kedepan masih sekitar 5,1-5,4% per tahun dengan meningkatnya berbagai biaya produksi, transportasi dan yang lainnya maka bisa dikatakan kita masih menunggu saatnya Indonesia bangkit. Fokus pemerintahan Jokowi-JK saat ini adalah infrastruktur yang diharapkan akan semakin mengefisienkan biaya transportasi dan mempercepat distribusi barang sehingga akan mengakselerasi kegiatan industri di dalam negeri.

Disisi lain industri kimia sangat berkaitan dengan ketersediaan bahan baku, dengan demikian semakin berkembangnya industri bahan baku maka akan merangsang perkembangan industri intermediate maupun industri hilirnya. Pada proses produksi maupun pemasaran hasil produk ketersediaan BBM juga masih menjadi problem, karena terdapat kekurangan pasokan BBM dari produk lokal sehingga diperlukan pasokan impor.

Sampai saat ini beberapa kilang minyak bumi milik Pertamina yang beroperasi diantaranya : Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei PakningRiau (Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari), Pertamina Unit Pengolahan III PlajuSumatera Selatan (Kapasitas 145 ribu barel/hari), Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap (Kapasitas 348 ribu barel/hari), Pertamina Unit Pengolahan V BalikpapanKalimantan Timur (Kapasitas 266 ribu barel/hari), Pertamina Unit Pengolahan VI BalonganJawa Barat (Kapasitas 125 ribu barel/hari), Pusdiklat Migas CepuJawa Tengah (Kapasitas 45 ribu barel/hari) dan Pertamina Unit Pengolahan VII SorongIrian Jaya Barat (Kapasitas 10 ribu barel/hari).

Dengan kemampuan kapasitas produksi yang sekitar 1,1 juta barrel per hari maka kemampuan ini masih membutuhkan suntikan untuk dapat memperbesar kapasitasnya. Indonesia memang lagi membutuhkan kilang yang saat ini baru menghasilkan bahan bakar minyak (BBM) sekitar 800.000 barel per hari. Padahal, kebutuhan BBM Indonesia mencapai 1,6 juta barel per hari dan pada tahun 2022-2023, kebutuhannya diperkirakan akan membengkak menjadi 2,2 juta barel per hari. Dengan demikian pasokan BBM produk impor sudah sama dengan produksi lokal.

_________

Selengkapnya bisa didapatkan pada Jurnal “BIZTEKA” edisi Maret 2017

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Buka WhatsApp
Butuh Bantuan?
Scan the code
care
Hello 👋
Apa yang bisa kami bantu?