Cat Merupakan Bisnis yang Sangat Menjanjikan di Indonesia
Tentu saja, masih tingginya pertumbuhan bisnis properti menjadi faktor pemicu utama yang mendorong meningkatnya permintaan cat. Bahkan, pada saat kondisi ekonomi nasional tengah dilanda oleh berbagai permasalahan, pasar cat di dalam negeri masih tetap menjanjikan. Saat itu kapasitas produksi cat nasional sekitar 975.000 ton dengan utilitas sekitar 80%.
Walaupun produksi dalam negeri cukup tinggi kegiatan impor cat tetap mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Terutama jenis cat yang di impor ini adalah cat dengan spesifkasi khusus yang memang belum banyak di produksi di dalam negeri.
Volume impor cat dalam lima tahun terakhir (2013-2017) mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu tumbuh rata-rata 8,2% dan dilihat dari nilainya tumbuh 14,1%. Volume impor tahun 2013 tercatat 47.298 ton senilai US$.206.527 ribu dan meningkat di tahun 2017 menjadi 49.029 ton senilai US$. 195.814 ribu.
Sementara itu, impor cat terbesar tahun 2017 berasal dari Malaysia sebesar 9.144 ton atau menguasai 18,7% dengan nilai US$.26.626 ribu, diurutan kedua dari Korea Selatan sebesar 6.513 ton dan China berada pada urutan ketiga 5.983 ton.
Prospek Industri Cat
Menurut Bizteka prospek industri cat di dalam negeri masih cukup cerah seiring gencarnya pembangunan properti yang didorong oleh pemerintah. Bahkan, industri cat juga berperan penting dalam mendukung industri lainnya seperti industri furniture, industri mainan anak dari kayu dan industri kreatif dan lainnya.
Industri cat di dalam negeri akan terus meningkatkan daya saingnya untuk bisa berkompetisi di pasar lokal dan global.
PT Propan Raya melalui anak perusahaannya yakni PT Propan Dekorindo Raya, tengah memperluas pabrik untuk menghasilkan produk cat ramah lingkungan berbasis air (water based). Pabrik baru ini menelan investasi sebesar Rp 250 miliar dengan lokasi pabrik di Tangerang, Banten. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi mencapai 100 ribu ton per tahun, Adanya fasilitas anyar ini. Propan Raya saat ini telah memiliki tiga pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 200 ribu ton per tahun.
Pabrik baru tersebut dioperasikan dengan mesin-mesin berteknologi terbaru dan termutakhir bernama Rapid Production System (RPS) yang berasal dari Jerman. Teknologi tersebut merupakan satu-satunya teknologi yang ada di Asia Pasifik dan baru di gunakan di dua negara yaitu Jerman dan Indonesia. Dengan teknologi ini, seluruh proses produksi hingga barang jadi, akan lebih ramah lingkungan. (Bizteka Mei 2018)