Product Description

Industri Dan Pasar PENGOLAHAN NIKEL Di Indonesia. UU No 4 Tahun 2009 sebagai payung hukum dalam pengelolaan Mineral dan Batubara mensyaratkan bahwa pengelolaan minerba tidak boleh dilakukan hanya dengan mengekspor bahan mentah, tetapi harus diolah di dalam negeri.

Pemerintah kemudian secara resmi menerapkan kebijakan pelarangan ekspor Bijih Nikel (HS 2604.00.00) mulai 1 Januari 2020. Akhirnya menjadi babak baru pula bagi industry pertambangan bijih nikel serta industry smelter di Indonesia. Ini dibuktikan hadirnya sejumlah pemain baru di industry pertambangan bijih nikel di Indonesia serta meningkatnya kemampuan produksi bijih nikel.

Disisi lain Indonesia memiliki sejumlah pabrik pengolahan, pemurrnian (smelter) dalam jumlah cukup banyak yang tersebar disejumlah provinsi. Pabrik smelter tersebut diantaranya adalah  Ferronikel,  pabrik nikel Pig Iron,  pabrik nikel Matte dan tidak kalah penting Indonesia memiliki smelter Hydrometallurgy yang menghasilkan produk MHP (Mixed Hydroxide Precipitate) yakni nickel Sulfate, Cobalt Sulfate dan  nikel Hidroksida, dua komponen katoda baterai kendaraan listrik.

Kebijakan tersebut ternyata berdampak positif terhadap  hilirisasi industry dimana sejumlah negara mulai beriventasi pada industri baterai listrik,  kendaraan listrik dan sepeda listrik.

Melihat fenomena ini, CCI-Bizteka tertarik untuk mengupas lebih jauh mengenai Prospek Industri Dan Pasar Pengolahan Nikel Di Indonesia. Dalam pembuatan laporan ini meliputi perkembangan cadangan nikel, perusahaan tambang, industry smelter nikel. Laporan ini disusun berdasarkan data dari sumber-sumber terkait seperti Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pusat Statistik (BPS), Asosiasi Penambangan Nikel Indonesia (APNI), Bank Data CCI-BIZTEKA  dan sumber lainnya. Lebih detailnya mengenai Prospek Industri Dan Pasar Pengolahan Nikel Di Indonesia, dapat di lihat di daftar isi/sample di atas.