Daftar isi
Prospek Industri Dan Pasar KAKAO di Indonesia
Indonesia sebagai penghasil kakao terbesar nomor tiga dunia menurun menjadi peringkat keenam.Persoalan ini disebabkan kemampuan produksi kakao selama lima tahun terakhir terus menurun, ditambah lagi luas areal perkebunan kakao semakin menyusut, keadaan ini semakin diperparah program revitalisasi berupa peremajaan dan rehabilitasi tanaman tidak berjalan maksimal.
Kondisi ini jelas memberikan dampak dominan pula terhadap pelaku usaha, seperti industri pengolahan kakao, yang menghadapi kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku yang kontinyu dalam melakukan kegiatan produksi. Apalagi dengan naiknya harga kakao di pasar dunia sejak awal tahun 2024.
Situasi tersebut akhirnya menjadi perhatian pemerintah, langkah awal yang diambil tahun 2024 ini memutuskan badan pengelolaan kakao dan kelapa digabung ke Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Alasan penggabungan kedalam BPDPKS adalah adanya dana 50 triliun lebih, yang bisa digunakan subsidi silang untuk pembibitan, riset dan segala macam mengenai kakao.
Melihat berbagai persoalan yang terjadi di sektor ini mendorong BIZTEKA untuk menulis lebih dalam mengenai Prospek Industri dan Pemasaran Kakak di Indonesia. Untuk mendukung pembahasan penulisan laporan khusus ini selain digunakan data sekunder dari instansi terkait seperti Asosiasi Kakao Indonesia (ASKINDO), BPS, Kementerian Pertanian, juga informasi langsung dari kalangan terkait.








Reviews
There are no reviews yet.