Produksi tambang batu-bara di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 2020 hingga 2024, dan mencapai rekor tertinggi di tahun 2024 yaitu sebesar 836 juta ton. Indonesia merupakan tiga besar negara penghasil batu bara di dunia. Namun demikian, diproyeksikan tahun 2025 ini, produksi batu bara akan turun menjadi 735 juta ton imbas kondisi permintaan global yang menurun akibat over-supply dari tahun sebelumnya. Penurunan ini juga efek dari kebijakan domestik negara-negara di dunia, sebagai contoh kebijakan DMO batubara Indonesia yang mewajibkan produsen menyisihkan sebagian besar stok untuk konsumsi nasional, serta Paris Agreement yang ditandatangani tahun 2016 di New York untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Penurunan ekspor batubara di Indonesia juga diakibatkan naiknya produksi batu bara dalam negeri di Cina dan India, dimana kedua negara tersebut merupakan konsumen batu bara Indonesia terbesar. Cina merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia. Bila permintaan akan batu bara mereka menurun, hal ini dapat menurunkan harga batu bara global yang dapat merugikan negara pengekspor batu bara. Meskipun demikian, diprediksi konsumsi batu bara dunia masih akan stabil setidaknya hingga tahun 2040 mendatang kendatipun beberapa negara maju sudah mulai beralih ke energi terbarukan.