Impor alginic acid terdiri dari berbagai bentuk, namun umumnya diimpor dalam bentuk emulsi, dispersi dan larutan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor alginic acid ini pada tahun 2011 lalu tercatat sebesar 1.250 ton senilai US$ 7.339 ribu, pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 1.413 ton dengan nilai US$ 7.040 ribu. Kemudian pada tahun 2013 impor alginic acid terlihat menurun yakni menjadi 1.285 ton senilai US$ 7.286 ribu.
Keadaan ini terus berlanjut pada tahun 2014 impor alginic acid tercatat sebesar 1.269 ton dengan nilai US$ 8.576 ribu. Selanjutnya di tahun 2015 impor alginic acid menurun menjadi sebesar 1.200 ton senilai US$ 7.326 ribu. Sementara itu ditahun 2016 lalu hingga bulan Oktober impor komoditas tersebut mencapai sebesar 1.551 ton dengan nilai US$ 7.827 ribu.
China Pemasok Terbesar
Pada tahun 2015 pemasok alginic acid didalam negeri cukup banyak. Namun dari sejumlah negara tersebut, paling besar yakni dari China mencapai 1.045 ton atau berkontribusi sebanyak 87,1% dari total impor dengan nilai US$ 5.111 ribu. Disusul oleh negara Jepang sebesar 63 ton senilai US$ 831 ribu, Francis sebesar 51 ton senilai US$ 812 ribu.
Kemudian negara Chili sebesar 17 ton senilai US$ 273 ribu, Austria sebesar 8 ton senilai US$ 60 ribu. Negara lainnya yang ikut memasok ke Indonesia adalah India, Philipina, Irlandia, Norwegia, Singapura serta Amerika Serikat. Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
