Pembangkit listrik utama di Indonesia hingga tahun 2025 masih didominasi oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). PLTU ini menyumbang 60% dari total produksi listrik nasional. Uap yang digunakan berasal dari pemanasan air oleh batu bara, gas alam atau minyak bumi. Hal ini dapat mengakibatkan pencemaran udara karena hasil pembakaran batu bara berupa gas berbahaya seperti SO2, NO2, CO2, abu terbang, abu dasar, serta logam berat (merkuri, arsenik).
Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa hingga tahun 2025 85% kebutuhan listrik di Indonesia masih berasal dari energi fosil, itu berarti realisasi energi baru terbarukan di Indonesia masih sekitar 14-15% (secara umum, kenaikan persentase EBT di Indonesia hanya sekitar 1% tiap tahunnya). Angka ini masih jauh di bawah target EBT (Energi Baru Terbarukan) yang sudah ditetapkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) untuk tahun 2025 sebesar 23%.
Beberapa alasan pelaksanaan EBT nasional masih di bawah target antara lain biaya investasi yang tinggi (bisa mencapai ratusan triliun), jaringan listrik dari sumber listrik ke pelanggan yang belum memadai atau kurangnya infrastruktur, regulasi dan kebijakan yang belum jelas untuk para investor, serta ketidakjelasan insetif fiskal dan non-fiskal bagi para investor EBT. Selain itu, hal ini dimungkinkan karena pemerintah kurang fokus memonitor dan mengejar progres pembangunan EBT.
Para investor tersebut nantinya akan bekerja sama dengan PT PLN untuk menyelenggarakan produksi listrik di Indonesia karena PT PLN merupakan sentral yang bertanggung jawab atas kehadiran listrik di seluruh Indonesia. PT PLN akan membeli listrik dari perusahaan di luar PLN melalui Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) atau Power Purchase Agreement (PPA).
Cara investor menanam saham di Indonesia antara lain dengan membeli saham/portofolio perusahaan yang sudah ada, mendirikan perusahaan di Indonesia (PMA), atau joint venture (penggabungan modal asing dan lokal). Diharapkan pemerintah lebih serius dan konsisten dalam menjalankan pertumbuhan EBT di Indonesia mengingat potensi EBT di Indonesia yang sangat besar dan beraneka ragam (tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, panas bumi, bioenergi, energi laut, dll).
Potential of NEW RENEWABLE ENERGY and Its Progress in Indonesia
