PT. Indonesia Chemical Alumina merupakan pemrakarsa industri Alumina pertama di Indonesia dan kelima di kawasan Asia Pasifik yang mengolah bijih bauksit dalam negeri menjadi chemical grade alumina (CGA).
Sumber cadangan bijih bauksit yang digunakan berasal dari Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia. Industri chemical grade alumina ini didirikan dengan cara membentuk joint venture dengan modal berasal dari PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk sebesar 80 % dan Showa Denko, K.K. sebesar 20%.
Dalam perkembangan selanjutnya, pada pertengahan tahun 2017 ini, Showa Denko K.K. mengundurkan dari sebagai pemegang saham PT. Indonesia Chemical Alumina. Pengunduran tersebut menurut informasi disebabkan karena PT. Indonesia Chemical Alumina belum memberikan profitabilitas dan level produksinya masih berada dibawah tingkat yang diinginkan.
PT. Antam selaku pemegang saham mayoritas sampai sekarang (Oktober 2017) masih menjajaki dengan calon investor dari Tiongkok, Jepang dan Korea. Dipilihnya partner asing, karena harapannya calon investor baru tersebut dapat membawa kemampuan teknologi, pemasaran, serta keuangan. Soalnya pabrik pengolahan bijih bauksit CGA baru pertama di Indonesia, sehingga penting soal teknologi dan pemasaran.
Dari hasil wawancara dengan PT. Indonesia Chemical Alumina menyebutkan bahwa proyek ini mulai dibangun sejak tahun 2011 lalu, dan mulai produksi secara komersial pada bulan Januari 2015 lalu. Pabrik dengan investasi senilai US$ 352,2 juta ini memiliki kapasitas produksi aluminium hydroxide sebanyak 166.000 ton per tahun dan aluminium oxide sebesar 134.000 ton per tahun.