PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki lima segmen usaha yang terdiri dari: segmen usaha produk baja, industrial estate dan perhotelan, rekayasa dan konstruksi, jasa pengelolaan pelabuhan, dan jasa lainnya meliputi jasa kelistrikan, jasa penyedia air industri, jasa penyedia teknologi informasi, serta jasa layanan medis.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk merupakan produsen baja terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 3,15 juta ton per tahun. Perseroan resmi berdiri pada 1970 diberikan mandat untuk memenuhi kebutuhan baja nasional. Perseroan resmi tercatat sebagai perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2010 dengan melepas kepemilikan saham ke publik sebesar 20%. Nilai aset Perseroan per 31 Desember 2017 mencapai US$ 4,11 miliar.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2014-2018) penjualan produk baja PT. Krakatau Steel tumbuh rata-rata minus 1,1% per tahun. Volume penjualan tahun 2014 tercatat 2,32 juta ton, kemudian menurun di tahun 2015 sebesar 16,2% menjadi 1,94 juta ton, meningkat di tahun 2016 menjadi 2,24 juta ton, turun kembali sebesar 15,1% menjadi 1,90 juta ton di tahun 2017 dan di tahun 2018 diperkirakan meningkat menjadi 2,13 juta ton. Data selengkapnya seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Dilain pihak, nilai penjualan produk baja PT. KS, dalam lima tahun terakhir (2014-2018*) mengalami pertumbuhan rata-rata minus 1,0% per tahun. Nilai penjualan tahun 2014 tercatat US$.1,61 milyar, menurun cukup tinggi di tahun 2015 sebesar 34,5% menjadi US$.1,05 milyar, kemudian meningkat terus hingga tahun 2018 diperkirakan menjadi US$.1,41 milyar, seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Sementara itu, pendapatan bersih perusahaan dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2013-2017) mengalami pertumbuhan rata-rata minus 7,8% per tahun. Pendapatan bersih tahun 2013 tercatat US$.2,08 milyar, kemudian menurun hingga tahun 2015 menjadi hanya US$.1,32 milyar dan meningkat menjadi US$.1,45 milyar pada tahun 2017, seperti terlihat pada tabel berkut ini.
Selain itu, dalam rangka melakukan ekspansi kapasitas produksi PT Krakatau Steel tengah membangun pabrik baja lembaran panas #2 atau HSM#2, yang pembangunan fisik pabriknya sudah mencapai 86,8% per September 2018 lalu. Direncanakan proyek ini akan menambah kapasitas sebesar 1,5 juta ton per tahun yang akan rampung pada kuartal III tahun 2019 ini.
Progres pembangunan Blast Furnace juga telah menunjukkan hasil yang menggembirakan, dimana pada 16 Oktober 2018 yang lalu telah dilakukan pemanasan tungku blast stove yang merupakan tahapan penting dari beroperasinya keseluruhan pabrik Blast Furnace Complex. Pabrik ini telah melakukan produksi perdananya atau First Blow In pada 20 Desember 2018.
Untuk peningkatan pemasaran, Perseroan kembali memperkuat pasar di wilayah Timur Pulau Jawa dengan melakukan Long Term Supply Agreement (LTSA) dengan PT Sunrise Steel pada 3 Oktober 2018 lalu. Sepanjang tahun 2017 Perseroan berhasil menyuplai baja lembaran dingin ke PT Sunrise Steel sebesar 62.000 ton dan diproyeksikan akan meningkat untuk pasokan di tahun 2018.
Selain dengan Sunrise, Perseroan juga melakukan nota kesepahaman bersama dengan beberapa BUMN seperti PT Barata Indonesia, PT Kereta Api Indonesia, PT Dok dan Perkapalan Surabaya, dan PT Boma Bisma Indra. Kesepahaman ini dilakukan untuk pengadaan produk baja dan jasa terkait lainnya. (Bizteka Februari 2019)