Kebutuhan domestik terhadap produk keramik hanya sekitar 5 milyar m2 setiap tahunnya. Namun kemampuan produksi negara itu sebesar 8 milyar m2 pertahun. Produsen keramik China akhirnya menyasar berbagai pasar ekspor dengan membanting harga termasuk ke Indonesia.
Pasar ekspor dianggap pabrikan dalam negeri sebagai pasar yang lebih menjanjikan. Tren permintaan keramik di sejumlah negara di Asia Tenggara justru membaik seiring dengan pertumbuhan positif sektor properti. Hanya saja, produsen keramik juga tetap perlu menjaga daya saing guna menghadapi China di negara tujuan ekspor.
Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor keramik pada periode januari – April 2017 senilai US$ 116,1 juta atau naik 5,2% dibanding dengan periode januari – April 2016 senilai US$.110,3 juta. Pada April 2017, nilai ekspor keramik mencapai US$.29,1 juta atau turun sebesar 6,17% dibanding dengan Maret 2017 senilai US$.31 juta.
Elisa optimis industri keramik domestik mampu menggenjot nilai ekspor ke pertumbuhan 2 digit asalkan pemerintah merealisasikan janji penurunan harga gas US$. 6 per million british thermal unit (MMBtu).
Rata-rata pabrikan keramik domestik masih menanggung biaya gas yang terbilang tinggi, yaitu mencapai US$. 9 per MMBtu. Padahal pabrikan di negara-negara kompetitor terutama di Asia Tenggara setidaknya memperoleh harga di kisaran US$.3 – US$.4 per MMBtu.
Inilah salah satu kesulitan produsen domestik untuk menggenjot volume ekspor. Biaya gas untuk industri masih salah satu yang tertinggi di dunia, ungkap Elisa.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan permintaan domestik keramik mampu meningkat signifikan dalam beberapa tahun kedepan. Pasalnya, permintaan keramik per kapita nasional baru menyentuh kisaran 200 m2. Padahal, permintaan keramik per kapita di negara-negara di Asia Tenggara umumnya melebihi 300 m2.
Saat ini, produsen keramik lantai dan dinding berjumlah 35 perusahaan dengan jumlah pabrik keseluruhan 95 unit. Beberapa perusahaan keramik tile diantaranya : PT. Surya Siam Keramik, PT. Industri Keramik Kemenangan Jaya, PT. Kimliong Keramik Indonesia, PT. Indoagung Multiceramics Industry, PT. Indopenta Sakti Teguh, PT. Jui Shin Indonesia, PT. Mingchia Ceramics Indonesia (PT. Ayekeh Team Indonesia), PT. Satyaraya Keramindoindah, PT. Arwana Citra Mulia, Tbk, PT. Asri Pancawarna, PT. Keramik Indonesia Asosiasi (KIA) dan lainnya.
Produksi Cenderung Meningkat
Sementara itu produksi keramik lantai dan dinding nasional lima tahun terakhir (2012-2016) mengalami pertumbuhan rata-rata 4,12% pertahun. Produksi tahun 2012 tercatat 360 juta meter persegi, 2 tahun kemudian naik terus menjadi 410 juta meter persegi dan 560 meter persegi, dan turun terus 2 tahun berikutnya hingga produksi tahun 2016 hanya mencapai 375 juta meter persegi.
Lebih Lengkap simak Jurnal Bisnis BIZTEKA edisi Juli 2017
informasi order : bizteka@cci-indonesia.com