Produk Kayu Manis Indonesia Diminati Pasar Internasional (Bizteka)

SEKTOR PERKEBUNAN
Produk kayu manis (cassiavera) Indonesia dalam bentuk gulungan, broken dan bubuk (powder) masih diminati dipasar internasional. Bahkan sejumlah negara di Eropa seperti Belanda, Perancis, Jerman telah menjadi pasar utama komoditas tersebut.

Ketua Dewan Rempah Indonesia (DRI) Adi Sasono menyatakan kayu manis asal Indonesia, khususnya produksi Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Jambi masih menjadi primadona di pasar rempah-rempah Eropa. Hal ini terlihat dari permintaan kayu manis dari konsumen Eropa tidak pernah terhenti sejak puluhan tahun lalu, bahkan volume permintaan terus meningkat berikut nilainya.

Produk Kayu Manis Indonesia Makin Terancam
Sementara itu Ketua Badan Litbang Dewan Rempah Indonesia, Pasril Wahid mengatakan meskipun kayu manis asal Indonesia telah dikenal dimanca negara, kini tengah menghadapi persaingan. Berdasarkan data Departemen Perdagangan produk kayu manis Indonesia sudah makin terancam oleh negara produsen baru seperti India, Sri Lanka, Madagaskar, dan Granada.

Kondisi ini bahkan sudah terlihat, pasar ekspor kayu manis mulai tergerus oleh produk mereka. Apalagi kami mendengar beberapa negara di kawasan Asean-pun seperti Vietnam dan Filipina, kini tengah gencar pula dalam pengembangan produk rempah-rempah mulai dari lada, pala, kayu manis, cengkeh, dan jahe.

Melihat kenyataan ini lanjut Pasril, pihaknya telah meminta seluruh stakeholder sektor rempah – rempah perlu melakukan langkah perbaikan nyata dalam pengelolaan rempah dari hulu ke hilir. Jika tidak, posisi Indonesia di sektor ini akan semakin terpuruk.

 

Ekspor Cenderung Meningkat
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik ekspor kayu manis Indonesia dalam lima tahun terakhir ini memperlihatkan peningkatan, walaupun setiap tahun berfluktuasi. Pada tahun 2011 ekspor kayu manis tercatat sebesar 45.695 ton senilai US$ 60.798 ribu, kemudian di tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 40.403 ton senilai US$ 49.593 ribu. Tetapi pada tahun 2013 ekspor kayu manis kembali meningkat menjadi 52.507 ton senilai US$ 72.958 ribu.

Kenaikan tersebut terus berlanjut pada tahun 2014 ekspor kayu manis tercatat sebesar 63.791 ton senilai US$ 117.754 ribu. Namun pada tahun 2015 lalu ekspor kayu manis terlihat mengalami penurun menjadi sebesar 55.027 ton senilai US$ 104.052 ribu. Sementara itu ditahun 2016 hingga bulan Juni ekspor kayu manis tercatat sebesar 19.573 ton senilai US$ 35.718 ribu. Untuk mengetahui lebih jelasnnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel

Perkembangan Ekspor Kayu Manis Indonesia, 2012 – 2016

ekspor-kayu-manis-indonesia

 

Related posts